tiagedhut.blogspot.com - Menyantap tumis kerang dgn rasa asam, pedas dan manis ni selalu membuat saya teringat dgn masa belasan tahun yg lalu kala tinggal selama tiga bulan lamanya di Malang. Kota sejuk ni memang menjadi tujuan utama bagi para siswa yg baru lulus dari daerah Jawa Timur seperti saya, untk melanjutkan kuliah ke Perguruan Tinggi. Selama tiga bulan saya menghabiskan waktu dgn mengikuti bimbingan belajar dan tinggal di sebuah kamar kos berukuran 2 x 2 meter. Pemilik kos adlh sepasang suami istri baik hati yg sudah cukup uzur usianya. Uang saku yg pas-pasan dan biaya bimbingan yg mahal bagi kemampuan kedua orang tua saya, membuat saya harus ekstra keras mengatur uang makan yg minim tiap hari kala itu.
Nah urusan makan ni selalu membuat saya pusing tujuh keliling. Malang, bagi saya waktu itu, termasuk kota yg mahal. Terkenal dgn bakso Malangnya bukan berarti saya lantas banyak mencicipi makanan berkuah yg sedap ini, karena bakso Malang walau dijual oleh pedagang gerobak sekalipun tetap saja harganya menguras kocek. Alih-alih bakso maka saya lebih suka makan di warteg di dekat kos yg mudah dijangkau, walau sedikit mahal karena lokasinya yg strategis.
Terkendala dgn perasaan takut dan tak adanya teman yg menemani membutuhkan waktu satu bulan lamanya bagi saya untk menemukan warteg lainnya yg lebih menjanjikan. Jaraknya cukup jauh dari kos dan selalu ramai oleh anak kuliahan, tetapi warung yg satu ni memang super recommended, karena murah, banyak menu pilihannya dan sedap rasanya! Nah satu menunya yg selalu, dan selalu saya pesan adlh tumis kerang yg terasa asam, pedas dan manis. Hanya berlaukkan sejumput tumisan kerang dan segunung nasi panas telah membuat makan siang saya terasa nikmat waktu itu. ^_^
Hamper dari kecap Bango |
Sejujurnya, tiga bulan di Malang ni jg merupakan pengalaman pertama saya tinggal jauh dari orang tua. Berbeda dgn kakak dan adik saya, Wulan, Wiwin dan Tedy yg sudah 'ngekos' sejak SMA, maka saya termasuk yg paling betah 'ngendon' di rumah. Setiap kali membayangkan hendak berpisah jauh dari orang tua, terutama Ibu, terasa berat rasanya. Hari-hari pertama saya di Malang banyak dilalui dgn perasaan 'homesick' dan leleran air mata jika teringat dgn keluarga di rumah, sehingga fokus belajar pun menjadi berkurang. Mungkin karena itulah yg membuat kenangan saya akan kota ni tak terlalu terpatri kuat di dlm ingatan. Semua terasa berkabut dan blur, hanya otak foodie saya saja yg sepertinya masih tetap bekerja dgn baik karena satu-satunya kenangan yg terekam kuat adlh tumis kerang di warteg tersebut!
Resep kerang ni jg merupakan resep yg saya praktekkan ketika pertama kali mencoba memasak kerang. Di Tanjung Pinang, kerang, gonggong dan jenis hewan bivalvia lainnya seperti ni merupakan makanan sehari-hari, tapi biasanya Ibu saya hanya merebusnya sebentar bersama sedikit rempah segar dan kami menyantapnya beramai-ramai dlm celupan saus yg pedas, asam dan manis. Di Paron, kami tak pernah sekalipun mencicipi makanan dari jenis hewan laut apapun, selain langkanya penjual yg menjajakannya, jg harganya pasti luar biasa mahal. Tapi ketika saya kuliah di Jogya, kerang cukup mudah ditemukan di pasar dan swalayan disana, sehingga saat hari libur dimana anak-anak kos sibuk menceburkan diri di dapur untk mengasah skill memasak maka resep ni sering saya eksekusi dan tak pernah gagal kehilangan penggemar.
Kerang merupakan salah satu seafood favorit saya, tapi terus terang jarang saya konsumsi karena alasan kesehatan. Kerang biasanya sering dikaitkan dgn kandungan mercury dan logam berat berbahaya lainnya. Ketika kerang hidup di air yg mengandung polusi maka hewan laut ni memiliki tendensi untk menumpukkan material seperti logam berat dan polutan organik yg bertahan di dlm jaringannya. Ini disebabkan kerang menelan bahan kimia saat makan tapi sistem enzym mereka tak mampu untk melakukan metabolisme bahan-bahan kimia tersebut, dan sebagai hasilnya adlh kandungan bahan kimia yg semakin menumpuk di tubuh kerang. Kondisi ni tentunya sangat berbahaya bagi kesehatan si kerang, dan jg bagi manusia yg mengkonsumsinya. Karena kemampuan tersebut maka biasanya hewan moluska seperti kerang sering digunakan untk memonitor kandungan dan tingkat polutan di suatu lingkungan perairan. Nah untk lebih tahu mengenai efek logam berat bagi kesehatan, anda mungkin bisa membaca artikel saya di Pepes Ikan Mas dan Info Penting Seputar Ikan yg Perlu Anda Ketahui.
Untuk meminimalisir efek kandungan logam berat dan bahan kimia berbahaya di dlm kerang maka pastikan kerang yg anda konsumsi berasal dari perairan yg tak tercemar. Walau tentunya agak sulit jg bagi kita menenentukan apakah kerang yg dijual di pasaran berasal dari perairan yg aman / tidak, jadi langkah paling mudah adlh dgn mengurangi untk mengkonsumsinya secara berlebihan.
Nah untk resep tumis kerang asam, pedas, manis yg kali ni saya hadirkan sebenarnya jg merupakan salah satu resep tumisan yg saya tampilkan di buku kedua saya, Masakan Rumahan - 30 Resep Tumis, Goreng, Kuah. Resep ni sekaligus jg sebagai sarana untk memberdayakan kecap Bango yg melimpah di rumah Pete. Beberapa bulan yg lalu, saya mendapatkan hamper dari kecap Bango yg berisikan paket aneka kecap, dan beberapa item lainnya seperti jam dinding dan celemek dari Mba Alita, Digital Agency Kecap Bango. Hamper ni diberikan sebagai ucapan terima kasih karena kecap Bango menggunakan salah satu gambar di JTT untk ditampilkan pd media sosial mereka. Well, saya tak keberatan jika gambar di JTT hendak digunakan untk keperluan promosi dan sejenisnya, tentu saja selama mencantumkan link dan sumber gambar. Pada kasus kecap Bango, saya sangat mengapresiasi sikap profesional mereka dgn mengajukan permohonan ijin di email. Apalagi kemudian diikuti dgn hamper Bango yg tentunya akan bermanfaat bagi dapur saya. Thanks Bango! ^_^
Berikut resep dan prosesnya ya.
Tumis Kerang Asam, Pedas, ManisResep hasil modifikasi sendiri
Untuk 4 porsi
Tertarik dgn resep seafood lainnya? Silahkan klik link di bawah ini:
Kerang Hijau Saus Padang
Kerang Hijau Rebus dgn Saus Asam Pedas Manis
Sup Seafood Batam
Bahan & bumbu: - 2 sendok makan minyak untk menggoreng - 5 siung bawang merah, iris tipis - 4 siung bawang putih, iris tipis
- 5 buah cabai merah keriting, iris serong tipis
- 5 buah cabai rawit merah, iris serong tipis
- 2 ruas jari jahe, pipihkan
- 3 ruas jari lengkuas, pipihkan
- 1 sendok makan saus tiram- 2 - 3 sendok makan kecap manis- 1 sendok makan gula Jawa disisir halus- 1/2 sendok makan gula pasir- 3 lembar daun salam- 3 lembar daun jeruk
- 350 gram kerang darah kupas
- 3 sendok makan air asam Jawa- 250 ml air- 2 sendok teh garam
Cara membuat:
Siapkan wajan, panaskan 2 sendok makan minyak. Tumis bawang merah dan bawang putih hingga harum dan matang, masukkan cabai merah keriting, jahe, daun salam dan daun jeruk. Tumis hingga layu dan harum.
Tambahkan saus tiram, kecap manis dan gula Jawa sisir, aduk rata dan tumis selama 2 / 3 detik.
Tambahkan kerang darah, aduk rata. Masukkan sekitar 250 ml air, air asam Jawa dan garam. Aduk rata dan masak hingga kerang empuk dan air menyusut habis. Jika kerang belum empuk dan air habis, tambahkan kembali air dan masak hingga kering.
Cicipi rasanya, tambahkan garam jika kurang asin. Angkat dan sajikan dgn nasi hangat. Super yummy!
Source:
Wikipedia - Bivalvia
other source : http://okezone.com, http://fb.com, http://justtryandtaste.com
0 Response to "[Chinese Food] Tumis Kerang Asam, Pedas, Manis"
Posting Komentar