This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

Langit Biru di Puncak Gunung Mahawu - Kehutanan

tiagedhut.blogspot.com - Keindahan Gunung Mahawu sangat terpancar di pagi hari yg dihiasi dgn sentuhan sang Surya dlm menghadirkan suatu rasa kenyamanan dan ketentraman jiwa dlm mengagumi karya Tuhan Yang Maha Kuasa.
Gunung Mahawu adala salah-satu gunung yg berada Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara. Gunung Mahawu sangat mudah untk dijangkau karena Pemerintah Kota Tomohon telah membangun infastruktur berupa jalan sekaligus tempat penginap di puncak bagi para pengunjung yg akan menginap di puncak.

Langit Biru di Puncak Gunung Mahawu
Rute perjalananya untk kesana yaitu bagi yg berada di kota Manado bisa langsung menggunakan kendaraan baik motor / mobil menuju kota Tomohon, tepatnya di terminal Beriman kota Tomohon dari situ anda bisa langsung menuju ke puncak Gunung Mahawu sekitar 30 menit. Keindahan alam yg mudah terjangkau
Warna biru tampak indah dilangit pd pagi hari disaat matahari menyinari permukaan bumi. Begitu jg saat malam sewaktu cahaya bulan menyinari permukaan bumi, warna langit pun terlihat tampak biru seperti warna langit di siang hari. Pertanyaan mengapa warna langit berwarna biru..?
Gelombang Cahaya
Gelombang cahaya yg tampak merupakan salah satu contoh dari gelombang elektromagnetik. Cahaya yg tampak dan bersumber dari matahari pd dasarnya bukanlah gelombang cahaya yg hanya dari terdiri satu gelombang warna. Cahaya matahari terdiri dari banyak gelombang dlm kumpulan cahaya tapi jika cahaya menyatu maka yg tampak hanya berwarna putih terang seperti cahaya matahari tersebut.
Percobaan yg dilakukan oleh Sir Isaac Newton dgn dilewatkanya cahaya tampak melalui sebuah prisma kaca dan hasilnya seberkas cahaya matahari yg melewati prisma terbias melebar kemudian beberapa warna terlihat akibat uraian cahaya dari prisma tersebut dan ternyata cahaya yg dpt terurai menyebar (spectrum) oleh prisma kaca dan membuktikan bahwa cahaya putih ternyata terdiri dari beberapa macam warna seperti ungu, biru, hijau, kuning, orange dan merah. Urutan cahaya tergantung dari besar kecilnya gelombang tersebut, biasanya akan berurutan dari merah, oranye (jingga), kuning, hijau, biru, nila (indigo) dan ungu.
Matahari Melewati Atmosfir
Sebelum cahaya matahari sampai ke permukaan bumi cahaya matahari terlebih dulu melewati lapisan udara tak kasat mata / yg dikerkenal dgn istilah Atmosfer.
Diluar angkasa, cahaya matahari yg pd awalnya tak berinteraksi dgn media apapun saat memasuki atmosfer mulai berinteraksi dgn molekul molekul udara yg dpt menyebabkannya teruarai ke segala arah. Penguraian ni terkenal dgn istilah Rayleigh. Rayleigh merupakan hamburan elastis gelombang elektromagnetik (termasuk cahaya) yg disebabkan saat seberkas cahaya melewati partikel dimana panjang gelombang cahaya lebih panjang dari pd panjang gelombang partikel yg dilewatinya. Saat matahari melewati lapisan atmosfer panjang molekul-molekul udara seribu kali lebih kecil dari pd panjang gelombang cahaya matahari itu sendiri.
Spektrum Warna Biru
Uraian warna biru merupakan uraian warna terkuat / setidaknya empat kali lebih kuat daripada uraian warna-warna lainnya. Langit yg tampak biru merupakan hasil dari uraian gelombang cahaya matahari yg didominasi oleh uraian gelombang cahaya warna biru. Warna langit biru yg didominasi oleh hamburan warna biru dari cahaya matahari. Pada dasar langit tak memiliki warna dan warna yg tercipta merupakan warna yg terjadi akibat uraian dari cahaya matahari. Sama halnya saat malam pun jg demikian. Warna biru yg muncul saat bulan purnama / saat bulan menyinari bumi adlh sebagai akibat dari terurairnya cahaya matahari oleh molekul udara yg kemudian warna langit didominasi oleh warna biru.
Sekilas tentang Distribusi CH4
Sampah organik yg di tampung pd tempat pembuangan akhir sampah (TPA) akan mengalami proses pembusukan secara alamiah. Dalam proses pembusukan secara alamih tersebut sampah akan mengeluarkan gas methan (CH4). Oleh karena itu pengumpulan dan penampungan sampah di tempat pembuangan akhir hanya merupakan penyelesaian sementara, terutamap dikaitkan dgn kebersihan kota. Tempat pembuangan sampah akhir yg membirkan terjadinya pembusukan justru akan menimbulkan masalah baru, sumber pencemaran gas methan (CH4) yg terjadi secara alamiah.
Gas mathan (CH4) merupakan salah satu komponen gas rumah kaca yg kekuatanya 21 kali lipat dibandingkan dgn karbon dioksida (CO2) dan ni jelas sangat berpengaruh terhadap pemantulan panas dari bumi kembali ke bumi. Pembebesan gas methan secara alami dari proses pembusukan sampah organik lepas ke atmosfer tak terkendali. Pembusukan sampah organik dpt jg terjadi pd limbah pertanian, kotoran ternak, dan lain sebagainya. Pada sebagian tempat pembuangan akhir sampah (TPA) sudah menggunakan alat pemanen gas Methan (CH4) yaitu Digester, dgn mekanisme kerjanya adlh melakukan dekomposisi secara cepat dgn merubah gas Methan menjadi karbon dioksida dan hasil dari sisa pengolahan dijadikan pupuk kompos.Jadi, tempat pembuangan Akhir sampah (TPA) harus segera di upayakan adanya Digester, demi mengurangi gas CH4 yg lebih berbahaya dari CO2.

other source : http://detik.com, http://news.detik.com, http://atobasahona.blogspot.com

0 Response to "Langit Biru di Puncak Gunung Mahawu - Kehutanan"

Posting Komentar

Contact

Nama

Email *

Pesan *