tiagedhut.blogspot.com - Pertanyaan :
Ustadz, kenapa doa qunut ketika sampai dilafadz Fa innaka Taqdi... sampai dgn lafadz Astaghfiruka imam memelankan suaranya ?
Dan apa yg dilakukan makmum dlm kondisi tersebut ? Tolong diberikan penjelasn dan takbirnya. Matursuwon.
Jawaban :
Sebagaimana yg kita telah ketahui membaca Qunut dlm shalat Shubuh menurut mazhab Asy Syafi’iyyah adlh disunnahkan. Adapun lafadz Qunut yg masyhur dibaca adlh :
اللّهم اهدِنا فيمَن هَديْت و عافِنا فيمَن عافيْت و تَوَلَّنا فيمَن تَوَلَّيْت و بارِك لَنا فيما أَعْطَيْت
و قِنا واصْرِف عَنَّا شَرَّ ما قَضَيت فإنك تَقضي ولا يُقضى عَليك فإنَّهُ لا يَذِّلُّ مَن والَيت وَلا يَعِزُّ من عادَيت تَبارَكْتَ رَبَّنا وَتَعا ليتْ َفلكَ الحَمدُ عَلى ما قَضَيْت نَستَغفِرُكَ ونَتوبُ اليك
وصلي الله علي سيدنا محمد النبي الأمي وعلي أله وصحبه وسلم
Ya Allah, berilah aku petunjuk seperti orang-orang yg telah Engkau beri petunjuk. BErilah aku kesehatan seperti orang yg telah Engkau beri kesehatan. Pimpinlah aku bersama-sama orang-orang yg telah Engkau pimpin. Berilah berkah pd segala apa yg telah Engkau pimpin. Berilah berkah pda segala apa yg telah Engkau berikan kepadaku. Dan peliharalah aku dari kejahatan yg Engkau pastikan. Karena, sesungguhnya Engkaulah yg menentukan dan tak ada yg menghukum (menentukan) atas Engkau. Sesungguhnya tidaklah akan hina orang-orang yg telah Engaku beri kekuasaan. Dan tidaklah akan mulia orang yg Engkau musuhi. Maha berkahlah Engkau dan Maha Luhurl`h Engkau. Segala puji bagi-Mu atas yg telah engkau pastikan. Aku mohon ampun dan kembalilah (taubat) kepada Engkau. Semoga Allah memberi rahmat, berkah dan salam atas nabi Muhammad beserta seluruh keluarganya dan sahabatnya.
Dan biasanya pd pertengahan bacaan Qunut, yakni dilafadz, ‘ Fainnaka Taqdi... imam-imam shalat di Indonesia membacanya dgn sirr (pelan). Kenapa demikian ?
Ternyata dlm mazhab syafi’iyyah sendiri hal ni diperselisihkan. Sebagian ulama syafi’iyyah tetap menganjurkan bagi imam untk membacanya dgn keras, sedangkan menurut sebagian ulama yg lain cara membacanya adlh dgn pelan. Berikut penjelasan masing-masing pendapat.
1. Pendapat yg mengatakan tetap dibaca Jahr
Sebagaian ulama syafi’iyya berpendapat bahwa bacaan Qunut dibaca Jahr (keras) dari awal sampai akhir kalimat. Hal ni karena semua lafadz Qunut adlh bacaan yg sudah selayaknya dibaca dari awal sampai akhir.[1] Dalil pendapat ni adlh riwayat yg berbunyi : Sesungguhnya Rasulullah shalallahu‘alaihi wassalam ketika hendak mendoakan keburukan atas seseorang / mendoakan kebaikan beliau berdoa setelah ruku’. Terkadang ketika beliau mengucapkan sami’allah liman hamidah beliau berdoa ‘Ya Allah Tuhan kami, bagiMu segala puji. Ya Allah selamatkanlah al-Walid ibnu al-Walid, salamah bin hisyam, ‘iyasy bin abi robi’ah. Ya Allah kuatkanlah siksaanMu atas Mudlar. Jadikanlah balasanMu itu bertahun-tahun seperti tahun-tahun Yusuf.’ Dan beliau mengeraskan bacaan tersebut. (HR. Bukhari)
Menurut pendapat ini, ketika bacaan imam sampai dilafadz ‘ Fainnaka Taqdi... makmum boleh : (1) Turut membaca bersama imam, / (2) mengaminkan, / (3) membaca asyhadu, / (4) membaca Shodaqta wabararta.[2]
Pendapat pertama ni yg dirajihkan oleh imam an Nawawi rahimahullah.[3]
2. Pendapat yg mengatakan dibaca Sirr
Sedangkan sebagian ulama Syafi’iyyah lainnya, diantaranya imam Ramli dan al Ghazali berpendapat pd lafadz yg telah disebutkan bacaan imam hendaknya disirrkan. Hal ni karena lafadz yg dipelankan tersebut bukanlah doa tapi berupa dzikir, pujian dan sanjungan kepada Allah.[4]
Adapun bagi makmum, maka dlm kondisi sirr tersebut, dia boleh membaca dgn suara sirr pula boleh jg membaca dgn doa-doa yg lain yg ia kehendaki.
Demikian permasalahan tentang sir dan tidaknya sebagian bacaan Qunut. Silahkan diamalkan sesuai keyakinan dan kesanggupan masing-masing. Wallahu a’lam.
[1] Fath al Wahhaab (1/78), Busyr al kariim (1/ 80).
[2] Mughni al Muhtaaj ( I/167), Fiqhul Islami Wa adillatuhu (1/814).
[3] Al Majmu’ asy Syarh al Muhadzab (2/483).
[4] Nihayatul Muhtaj (1/507).
Ustadz, kenapa doa qunut ketika sampai dilafadz Fa innaka Taqdi... sampai dgn lafadz Astaghfiruka imam memelankan suaranya ?
Dan apa yg dilakukan makmum dlm kondisi tersebut ? Tolong diberikan penjelasn dan takbirnya. Matursuwon.
Jawaban :
Sebagaimana yg kita telah ketahui membaca Qunut dlm shalat Shubuh menurut mazhab Asy Syafi’iyyah adlh disunnahkan. Adapun lafadz Qunut yg masyhur dibaca adlh :
اللّهم اهدِنا فيمَن هَديْت و عافِنا فيمَن عافيْت و تَوَلَّنا فيمَن تَوَلَّيْت و بارِك لَنا فيما أَعْطَيْت
و قِنا واصْرِف عَنَّا شَرَّ ما قَضَيت فإنك تَقضي ولا يُقضى عَليك فإنَّهُ لا يَذِّلُّ مَن والَيت وَلا يَعِزُّ من عادَيت تَبارَكْتَ رَبَّنا وَتَعا ليتْ َفلكَ الحَمدُ عَلى ما قَضَيْت نَستَغفِرُكَ ونَتوبُ اليك
وصلي الله علي سيدنا محمد النبي الأمي وعلي أله وصحبه وسلم
Ya Allah, berilah aku petunjuk seperti orang-orang yg telah Engkau beri petunjuk. BErilah aku kesehatan seperti orang yg telah Engkau beri kesehatan. Pimpinlah aku bersama-sama orang-orang yg telah Engkau pimpin. Berilah berkah pd segala apa yg telah Engkau pimpin. Berilah berkah pda segala apa yg telah Engkau berikan kepadaku. Dan peliharalah aku dari kejahatan yg Engkau pastikan. Karena, sesungguhnya Engkaulah yg menentukan dan tak ada yg menghukum (menentukan) atas Engkau. Sesungguhnya tidaklah akan hina orang-orang yg telah Engaku beri kekuasaan. Dan tidaklah akan mulia orang yg Engkau musuhi. Maha berkahlah Engkau dan Maha Luhurl`h Engkau. Segala puji bagi-Mu atas yg telah engkau pastikan. Aku mohon ampun dan kembalilah (taubat) kepada Engkau. Semoga Allah memberi rahmat, berkah dan salam atas nabi Muhammad beserta seluruh keluarganya dan sahabatnya.
Dan biasanya pd pertengahan bacaan Qunut, yakni dilafadz, ‘ Fainnaka Taqdi... imam-imam shalat di Indonesia membacanya dgn sirr (pelan). Kenapa demikian ?
Ternyata dlm mazhab syafi’iyyah sendiri hal ni diperselisihkan. Sebagian ulama syafi’iyyah tetap menganjurkan bagi imam untk membacanya dgn keras, sedangkan menurut sebagian ulama yg lain cara membacanya adlh dgn pelan. Berikut penjelasan masing-masing pendapat.
1. Pendapat yg mengatakan tetap dibaca Jahr
Sebagaian ulama syafi’iyya berpendapat bahwa bacaan Qunut dibaca Jahr (keras) dari awal sampai akhir kalimat. Hal ni karena semua lafadz Qunut adlh bacaan yg sudah selayaknya dibaca dari awal sampai akhir.[1] Dalil pendapat ni adlh riwayat yg berbunyi : Sesungguhnya Rasulullah shalallahu‘alaihi wassalam ketika hendak mendoakan keburukan atas seseorang / mendoakan kebaikan beliau berdoa setelah ruku’. Terkadang ketika beliau mengucapkan sami’allah liman hamidah beliau berdoa ‘Ya Allah Tuhan kami, bagiMu segala puji. Ya Allah selamatkanlah al-Walid ibnu al-Walid, salamah bin hisyam, ‘iyasy bin abi robi’ah. Ya Allah kuatkanlah siksaanMu atas Mudlar. Jadikanlah balasanMu itu bertahun-tahun seperti tahun-tahun Yusuf.’ Dan beliau mengeraskan bacaan tersebut. (HR. Bukhari)
Menurut pendapat ini, ketika bacaan imam sampai dilafadz ‘ Fainnaka Taqdi... makmum boleh : (1) Turut membaca bersama imam, / (2) mengaminkan, / (3) membaca asyhadu, / (4) membaca Shodaqta wabararta.[2]
Pendapat pertama ni yg dirajihkan oleh imam an Nawawi rahimahullah.[3]
2. Pendapat yg mengatakan dibaca Sirr
Sedangkan sebagian ulama Syafi’iyyah lainnya, diantaranya imam Ramli dan al Ghazali berpendapat pd lafadz yg telah disebutkan bacaan imam hendaknya disirrkan. Hal ni karena lafadz yg dipelankan tersebut bukanlah doa tapi berupa dzikir, pujian dan sanjungan kepada Allah.[4]
Adapun bagi makmum, maka dlm kondisi sirr tersebut, dia boleh membaca dgn suara sirr pula boleh jg membaca dgn doa-doa yg lain yg ia kehendaki.
Demikian permasalahan tentang sir dan tidaknya sebagian bacaan Qunut. Silahkan diamalkan sesuai keyakinan dan kesanggupan masing-masing. Wallahu a’lam.
[1] Fath al Wahhaab (1/78), Busyr al kariim (1/ 80).
[2] Mughni al Muhtaaj ( I/167), Fiqhul Islami Wa adillatuhu (1/814).
[3] Al Majmu’ asy Syarh al Muhadzab (2/483).
[4] Nihayatul Muhtaj (1/507).
other source : http://hipwee.com, http://konsultasislam.com, http://viva.co.id
0 Response to "Masalah Sirr Sebagian Bacaan Doa Qunut - Shalat"
Posting Komentar