This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

Jangan Remehkan Kebaikan, Walau Unyu-Unyu - Makalah_ku





tiagedhut.blogspot.com - Sebelum masuk ke pembahasan, saya mau tanya, unyu2 bisa diartikan kecil kan? Hhe. Salah satu alasan saya menulis tema ini, sebagai pengingat untk kita. Karena beberapa waktu lalu, saya mendengar sendiri percakapan antara A dan Z, sebut saja mereka seperti itu. A baru pulang, ia letakkan barang belanjaannya. Z: ni punya siapa? (sambil mengangkat sebuah jilbab) A: oh.. itu punya aku, mau aku kasih ke ibu. Z: ngasih satu doang? (sinis) A: iya, bisanya segitu. (tersenyum getir)
Nah, si A memang menjawab dgn enjoy, tapi saya yakin di hatinya sudah banjir. Kalau kita diperlakukan seperti A, bagaimana? Padahal, untk membeli jilbab untk ibunya, ia harus berhemat. Dia bukan orang berpunya. Entah si Z tahu keadaan ekonominya / tidak, tapi tentu tak pantas baginya menghina si A. Apa jika A memberi ibunya hanya sebuah jilbab, tak pantas? Terasa pelit? Atau perhitungan? Tidak, tak seperti itu. Bagaimana mungkin A perhitungan kepada ibu yg sangat dicintai dan mencintainya pula.
Jangan Remehkan Kebaikan, Walau Unyu-Unyu
Jika di zaman Rasulullah ada wanita yg membelah kurmanya untk kedua anak perempuannya, maka hari ni pun ada. Seperti cerita si A. Pagi hari, sang Ibu sudah memasak telur mata sapi, hanya sebuah. A dipersilakan makan telur itu semuanya. Ia tak enak badan, eh, maksudnya tak enak hati kepada ibu tercintanya. Ia memang sudah lama tak makan telur mata sapi, tapi tak sampai hati menghabiskannya sendiri. Maka dibelah dualah telur itu, si ibu menolak, tapi ia keukeuh meletakkannya di piring sang ibu. Yang menambah rasa haru si A, ketika ibu memberikan kuning telurnya saat makanannya habis. ni kuning telurnya, kan ni kesukaanmu, kata ibunya. Ya rabb.. subhanallah.. Sekarang, adakah anak yg perhitungan kepada orang tua yg ia cintai? Saya rasa tak ada.
Kembali ke cerita awal, perbuatan Z jelas tak benar. Memberi hadiah kepada ortu, adlh perbuatan mulia. Kita pun tak bisa menyamakan orang lain dgn kita. Tidak diharuskan jg hadiah itu mahal. Kalau kita tahu suatu perbuatan itu mulia, baik, dan berpahala, maka kita tak boleh meremehkannya. Sekalipun kebaikan itu unyu-unyu alias kecil dan terkesan remeh. Sebagaimana sabda Rasulullah:
لَا تَحْقِرَنَّ مِنْ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ
"Janganlah sekali-kali kebaikan sekecil apapun itu, walau engkau bertemu saudaramu dgn wajah berseri (menyenangkan)." (HR. Muslim) Sekedar bertemu teman dgn pasang muka ramah saja berpahala, apalagi lebih dari itu. Membantu teman, memberi hadiah ortu, menjenguk saudara yg sakit, dan masih banyak lagi. Dan mengapa contoh di hadits tersebut adlh pasang muka ramah, ceria? Karena kita tak pernah suka disuguhi wajah ngambek dan kusut oleh teman kita. Apalagi kita tak tahu apa-apa, apapun alasan dia. Iya kan? The last, jangan remehkan kebaikan, walau unyu-unyu.
_Haibara Ai_

other source : http://yuukiqueen.blogspot.com, http://pinterest.com, http://solopos.com

0 Response to "Jangan Remehkan Kebaikan, Walau Unyu-Unyu - Makalah_ku"

Posting Komentar

Contact

Nama

Email *

Pesan *