This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

Konsep Suku Bangsa & Kebudayaan Masyarakat Indonesia

Konsep Suku Bangsa Dan Kebudayaan Masyarakat Indonesia - Ada berbagai wujud kebudayaan yg hidup di dlm masyarakat bisa sebagai komunitas desa, kota, kekerabatan / kelompok adat yg menampilan corak khas yg terutama yg tampak dari luar oleh orang-orang yg bukan merupakan bagian dari masayarakat bersangkuta. Seseorang yg menjadi bagian dari kebudayaan tersebut, biasanya tak melihat corak khas tersebut, karena menjalaninya sehari-hari. Justru orang luar lah yg dpt melihatnya terutama mengenai unsure-unsur yg berbeda dan mencolok dibandingkan kebudayaan mereka. Corak khas inilah yg dlm kajian etnografi dikenal sebagai suku-bangsa.

Suku Bangsa terbentuk karena adanya kesadaran dari warganya akan kesamaan identitas yg dikuatkan dgn kesamaan bahasa. Dengan demikian, kesatuan kebudayaan bukan suatu hal yg ditentukan oleh orang luar, tapi oleh warga masyarakat/kelompok itu sendiri yg dpt dilihat oleh orang luar. Misalkan, Suku Minang, Suku Jawa, dan Suku Asmat, bukan peneliti antropologi yg menetapkan kesatuan budaya mereka, tapi entitas dari kelompok itu sendiri.

Konsep Suku Bangsa & Kebudayaan Masyarakat Indonesia
image source: telegraph.co.uk
baca juga: Pengertian Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan Antropologi

Dalam kenyataannya, konsep suku bangsa lebih kompleks daripada contoh di atas. Contoh penduduk Pulau Flores di Nusa Tenggara terdiri dari beberapa suku bangsa yg khusus, yg jg menurut kesadaran warganya menjadi suku-suku khusus seperti : Maggarai, Ngada, Sikka, Riung, Nage-Keo, Ende dan Larantuka. Kepribadian dan corak khas dari suku-suku tersebut dikuatkan dgn bahasa-bahasa khusus seperti Bahasa Maggarai, Bahasa Ngada, Bahasa Sikka, Bahasa Riung, Bahasa Nage-Keo, Bahasa Ende dan Bahasa Larantuka

Kebudayaan Daerah

Kebudayaan daerah diartikan sebagai kebudayaan khas yg terdapat pd wilayah tersebut. Kebudayaan daerah di Indonesia sangatlah beragam. Menurut Koentjaraningrat kebudayaan daerah sama dgn konsep suku bangsa. Suatu kebudayaan tak terlepas dari pola kegiatan masyarakat. Keragaman budaya daerah bergantung pd faktor geografis. Semakin besar wilayahnya, maka makin komplek perbedaan kebudayaan satu dgn yg lain. Jika kita melihat dari ujung pulau Sumatera sampai ke pulau Irian tercatat sekitar 300 suku bangsa dgn bahasa, adat-istiadat, dan agama yg berbeda.

Indonesia memiliki banyak suku bangsa dgn perbedaan-perbedaan kebudayaan, yg tercermin pd pola dan gaya hidup masing-masing. Menurut Clifford Geertz, di Indonesia terdapat 300 suku bangsa dan menggunakan kurang lebih 250 bahasa daerah. Akan tetapi apabila ditelusuri, maka sesungguhnya berasal dari rumpun bahasa Melayu Austronesia. Kriteria yg menentukan batas-batas dari masyarakat suku bangsa yg menjadi pokok dan lokasi nyata suatu uraian tentang kebudayaan daerah / suku bangsa (etnografi) adlh sebagai berikut:
  1. Kesatuan masyarakat yg dibatasi oleh satu desa / lebih.
  2. Kesatuan masyarakat yg batasnya ditentukan oleh identitas penduduk sendiri.
  3. Kesatuan masyarakat yg ditentukan oleh wilayah geografis (wilayah secara fisik)
  4. Kesatuan masyarakat yg ditentukan oleh kesatuan ekologis.
  5. Kesatuan masyarakat dgn penduduk yg mempunyai pengalaman sejarah yg sama.
  6. Kesatuan penduduk yg interaksi di antara mereka sangat dalam.
  7. Kesatuan masyarakat dgn sistem sosial yg seragam.

Perbedaan-perbedaan ni menimbulkan berbagai kebudayaan daerah yg berlainan, terutama yg berkaitan dgn pola kegiatan ekonomi mereka dan perwujudan kebudayaan yg dihasilkan untk mendukung kegiatan ekonomi tersebut (cultural activities), misalnya nelayan, pertanian, perdagangan, dan lain-lain. Pulau yg terdiri dari daerah pegunungan dan daerah dataran rendah yg dipisahkan oleh laut dan selat, akan menyebabkan terisolasinya masyarakat yg ada pd wilayah tersebut. Akhirnya mereka akan mengembangkan corak kebudayaan yg khas dan cocok dgn lingkungan geografis setempat.

Dari pola kegiatan ekonomi, kebudayaan daerah dikelompokan beberapa macam:


Kebudayaan Pemburu dan Peramu
Kelompok kebudayaan pemburu dan peramu ni pd masa sekarang hampir tak ada. Kelompok ni sekarang tinggal di daerah-daerah terpencil saja.

Kebudayaan Peternak
Kelompok kebudayaan peternak/kebudayaan berpindah-pindah banyak dijumpai di daerah padang rumput.

Kebudayaan Peladang
Kelompok kebudayaan peladang ni hidup di daerah hutan rimba. Mereka menebang pohon-pohon, membakar ranting, daun-daun dan dahan yg ditebang. Setelah bersih lalu ditanami berbagai macam tanaman pangan. Setelah dua / tiga kali ditanami, kemudian ditinggalkan untk membuka ladang baru di daerah lain.

Kebudayaan Nelayan
Kelompok kebudayaan nelayan ni hidup di sepanjang pantai. Desa-desa nelayan umumnya terdapat di daerah muara sungai / teluk. Kebudayaan nelayan ditandai kemampuan teknologi pembuatan kapal, pengetahuan cara-cara berlayar di laut, pembagian kerja nelayan laut.

Kebudayaan Petani Pedesaan
Kelompok kebudayaan petani pedesaan ni menduduki bagian terbesar di dunia. Masyarakat petani ni merupakan kesatuan ekonomi, sosial budaya dan administratif yg besar. Sikap hidup gotong royong mewarnai kebudayaan petani pedesaan. Erat hubungan antara kebudayaan dgn masyarakat dinyatakan dlm kalimat, masyarakat adlh orang-orang yg hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan, sehingga tak ada masyarakat yg tak menghasilkan kebudayaan. Sebaliknya tak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya. Dalam pengertian kebudayaan daerah sangatlah sulit, karena mencakup lingkup waktu dan lingkup daerah geografisnya. Dalam lingkup waktu dan daerah diartikan sebagai kebudayaan yg belum dpt pengaruh asing dari manapun, baik Hindu-Budha, Islam dan Barat.
Kebudayaan asli Indonesia menurut Van Leur ada 10 macam kebudayaan asli:

1. Kemampuan Berlayar
Menurut teori pd umumnya, bangsa Indonesia berasal dari Vietnam sebagai daerah kedua, sebelumnya dari tiongkok selatan penyebarannya tentulah mepergunakan tata pelayaran. Daerah yg dijelajahinya sampai pd Madagaskar. Sangat mungkin untk jarak dekat dilakukan dgn menggunakan rakit sederhana, sedangkan jarak jauh menggunakan perahu yg bercadik. Cadik (outriggers) dibuat dari kayu (bamboo) dipasang kiri kanan perahu, fungsinya mengurangi olengan di laut, inilah salah satu ciri budaya orang-orang yg berbahasa Austronesia.

2. Kepandaian Bersawah
Budaya bersawah telah dikenal sejak zaman neolitikom. Kemudian di perbaharui dgn kebudayaan perungu, sehingga pengolahan sawah lebih intesif.

3. Astronomi
Pengetahuan perbintangan (astronomi) secara sederhana telah dikenal dlm hubungannya untk pelayaran demi mengenal arah, / pun untk pertanian. Untuk pelayaran dipergunakan Gubug Penceng (Zuider Kruis) guna tahu arah selatan, sedangkan untk pertanian di kenal Bintang Waluku (Grote Beer) yg bila sudah tampak waktu tertentu berarti dimulaiinya melakukan cocok tanam di sawah.

4. Mengatur Masyarakat
Adanya pimpinan terpilih dari masyarakat (primus inter pares). Orang mempunyai kemampuan paling baik diantara masyarakat yg ada.

5. Sistem Macapat
Macapat berarti cara yg didasarkan pd jumlah empat dlm pengaturan masyarakat. Pemimpin berada ditengah antara Barat, Timur, Selatan, dan Utara. Pada masa sekarang dikonsepkan sebagai alun-alun yg terdapat semua daearah.

6. Wayang
Wayang pd mulanya merupakan sarana untk upacara kepercayaan. Nenek moyang yg telah meninggal dibuatkan arca perwujudan. Boneka perwujudan dimainkan dgn iringan cerita dan nasehat.

7. Gamelan
Gamelan merupakan perlengkapan peralatan dlm upacara adat.

8. Batik
Seni batik dibuat pd kain putih dgn mempergunakan canting sebagai alat tulisnya, sehingga diperoleh batik tulis. Kebudayaan batik terdapat pd semua daerah dgn motif berbeda.

9. Seni Logam
Kerajinan logam sejalan dgn budaya batik dan budaya gamelan sebagai sarana dua macam sarana tersebut.

10. Perdagangan
Perdagangan pd daerah-daerah kebudayaan dgn pola sama yaitu sistem barter.
Pada garis besarnya sistem kekerabatan dlm masyarakat suku-suku bangsa Indonesia memakai sistem kekerabatan bilateral, yaitu sistem kekerabatan yg mendasarkan garis keturunan dari ayah dan garis ibu secara berimbang. Anak-anak yg lahir dpt masuk ke dlm kerabat ayahnya dan kerabat ibunya secara bersama-sama. Sistem inilah yg banyak berlaku pd kebudayaan daerah di Indonesia. Sebagian kecil kebudayaan daerah dlm sistem kekerabatan unilateral matrilineal, yaitu sistem kekerabatan yg hanya berdasarkan garis ibu saja (contoh masyarakat Minangkabau). Kebudayaan daerah lainnya memakai sistem kekerabatan unilareal patrineal, yaitu sistem kekerabatan yg berdasarkan garis ayah saja. Dari uraian diatas kebudayaan daerah secara pengertian tak akan terlepas dari keragaman suku bangsa yg ada. Tetapi dari berbagai corak kebudayaan tersebut, terdapat persamaan yg mendasar. Yaitu mengenai tentang upacara keagamaan semua suku bangsa, mementingkan upacara-upacara adat yg bersifat religi. Suku bangsa tersebut lebuh suka unsur mistik daripada berusaha dlm mencapai tujuan materiil mereka. Hal yg berhubungan dgn unsur mistik dianut oleh semua kebudayaan daerah yg ada di Indonesia.

Masih percaya pd takhayul. Dulu dan sekarang masyarakat daerah di Indonesia percaya kepada batu, gunung, pantai, sungai, pohon, patung, keris, pedang, dan lainnya, mempunyai kekuatan gaib. Semua itu dianggap keramat dan manusia harus mengatur hubungan dgn baik dgn memberi sesaji, membaca do’a dan memperlakukannya dgn istimewa. Manusia Indonesia sering kali menghitung hari baik, bulan baik, hari naas, dan bulan naas, mereka jg percaya akan adanya segala macam hantu, jurig, genderowo, makhluk halus, kuntilanak, dan lain-lain. Likantropi, kepercayaan bahwa manusia dpt mejelma menjadi binatang tertentu menyebar di nusantara.

Kebudayaan Nasional

Menurut pandangan Ki Hajar Dewantara tentang kebudayaan nasional yg katanya puncak-puncak dari kebudayaan daerah. Paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, bahasa nasional. Sebelum Sumpah Pemuda (1928), Indonesia terdiri dari macam-macam bangsa yg sebenarnya hanya ditingkat suku bangsa. Setelah itu secara berangsur makin kuat rasa kebangsaan Indonesia (Indonesia Raya), sehingga waktu Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (1945), sudah dinyatakan bahwa proklamasi tersebut dilakukan atas nama bangsa Indonesia oleh Soekarno-Hatta.

Koentjaraningrat menyebutkannya yg khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional.pengertian yg dimaksudkan itu sebenarnya lebih berarti, bahwa puncak-puncak kebudayaan daerah / kebudayaan suku bangsa yg bermutu tinggi dan menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia bila ditampilkan untk mewakili negara (nation). Misalnya: tari Bali, di samping orang Indonesia merasa bangga karena tari itu dikagumi di negeri, seluruh dunia jg mengetahuinya. Bali itu letaknya di Indonesia jadi kesenian itu dari Indonesia. Dalam hal ni jg berlaku bagi cabang-cabang kesenian lain bagi berbagai suku bangsa di Indonesia.

Mengacu pd TAP MPR No.II tahun 1998 Kebudayaan nasional adlh kebudayaan yg diakui sebagai identitas nasional, yakni:

Kebudayaan nasional yg berlandaskan Pancasila adlh perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untk memberikan wawasan dan makna pd pembangunan nasional dlm segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yg berbudaya.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak-Puncak Kebudayaan Lama dan Asli bagi Masyarakat Pendukungnya

Dengan beribu-ribu gugus kepulauan, beraneka ragam kekayaan serta keunikan kebudayaan, menjadikan masyarakat Indonesia yg hidup diberbagai kepulauan itu mempunyai ciri dan coraknya masing-masing. Hal tersebut membawa akibat pd adanya perbedaan latar belakang, kebudayaan, corak kehidupan, dan termasuk jg pola pemikiran masyarakatnya. Kenyataan ni menyebabkan Indonesia terdiri dari masyarakat yg beragam latar belakang budaya, etnik, agama yg merupakan kekayaan budaya nasional dgn kata lain bisa dikatakan sebagai masyarakat multikultural.

Secara fisik penduduk Indonesia dibagi menjadi beberapa golongan :
  • Golongan orang Papua Melanosoid. Golongan penduduk ni bermukim di pulau Papua, Kei, dan Aru. Mereka mempunyai ciri fisik seperti rambut keriting, bibir tebal, dan berkulit hitam.
  • Golongan orang Mongoloid. Berdiam di sebagian besar kepulauan Indonesia, khususnya di kepulauan Sunda Besar (kawasan Indonesia barat), dgn ciri-ciri rambut ikal dan lurus, muka agak bulat, kulit putih hingga sawo matang.
  • Golongan Vedoid, antara lain orang-orang Kubu, Sakai, Mentawai, Enggano, dan Tomura, dgn ciri-ciri fisik bertubuh relatif kecil, kulit sawo matang, dan rambut berombak.

Dari perbedaan golongan tersebut, ada pola sistem yg khas dari bangsa Indonesia. Untuk kebudayaan nasional bisa dihubungkan dgn kebudayaan timur yg menjadi dasar landasan kebudayaan daerah. Kebudayaan nasional dpt dilihat dari pola sistem hidup masyarakatnya, seperti sifat keramah-tamahan, kekeluargaan, kerakyatan , kemanusiaan dan gotong royong. Sifat-sifat inilah yg dpt dilihat dari kebudayaan nasional yg dilihat oleh bangsa lain sebagai ciri kebudayaan Indonesia. Meskipun gotong royong tiap daerah istilahnya berbeda, tetapi secara pengertian sama artinya. Bangsa Indonesia mempunyai peribahasa berat sama dipikul, ringan sama dijinjing, sama rata sama rasa. Ungkapan ni mencerminkan bangsa Indonesia sejak dulu menjunjung tinggi kebersamaan dlm melaksanakan pekerjaan, dan menikmati hasilnya.

Identitas Nasional

Identitas nasional dpt disamakan dgn identitas kebangsaan. Secara etimologis, identitas nasionla berasal dari kata identitas dan nasional. Kata identitas berasal dari bahasa inggris identity yg memiliki pengertian harfiah; ciri, tanda / jati diri yg melekat apada sseseorang, kelompok / sesuatu yg membedakan dgn yg lain.Dengan demikian, identitas berarti ciri-ciri, tanda-tanda / jati diri yg dimiliki olehseseorang, kelompok, masyarakat bahkan suatu bangsa sehingga dgn identitas itu bisa membedakannya dgn yg lain. Kata nasional merujuk pd konsep kebangsaan. Nasional menunjuk pd kelompokkelompok persekutuan hidup manusia yg lebih besar dari sekedar pengelompokan berdasarkan ras, agama, budaya, bahasa, dan sebagainya. Olehkarena itu, identitas nasional lebih merujuk pd identitas bangsa dlm pengertian politik( poltiical unity).

Identitas Nasional pd hakikatnya merupakan "manifestasi nilai-nilai budaya yg tumbuhdan berkembang dlm aspek kehidupan suatu nation (bangsa) dgn ciri-ciri khas, dandengan ciri-ciri yg khas tadi suatu bangsa berbeda dgn bangsa lain dlm hldup dankehidupannya".(Wibisono Koento : 2005). Dalam terminologi antropologi, identitas adlh sifat khas yg menerangkan dan sesuai dgn kesadaran diri pribadi sendiri, golongan sendiri, kelompok sendiri, komunitas sendiri, / negara sendiri. Mengacu pd pengertian ni identitas tak terbatas pd individusemata, tetapi berlaku pula pd suatu kelompok. Adapun kata nasional merupakan identitas yg melekat pd kelompok-kelompok yg lebih besar yg diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik, seperti budaya, agama, dan bahasa, maupun nonfisik, seperti keinginan, cita-cita, dan tujuan. Himpunan kelompok-kelompok inilah yg disebut dgn istilahidentitas bangsa / identitas nasional yg pd akhirnya melahirkan tindakan kelompok (colective action) yg diwujudkan dlm bentuk organisasi / pergerakan-pergerakanyang diberi atribut-atribut nasional. Kata nasional sendiri tak bisa dipisahkan darikemunculan konsep nasionalisme. Bila dilihat dlm konteks Indonesia maka identitas nasional merupaka manifestasi nilai budaya yg tumbuh dan berkembang dlm berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku yg "dihimpun" dlm satu kesatuan Indonesiamenjadi kebudayaan nasional dgn acuan Pancasila dan roh "Bhinneka Tunggal Ika" sebagai dasar dan arah pengembangannya.

Identitas Budaya Nasional (Cultural Unity)

Cultural unity merujuk pd bangsa dlm pengertian kebudayaan / bangsa dlm arti sosiologis antropologis. Cultural unity disatukan oleh adanya kesamaan dlm hal ras, suku, agama, adat, budaya, keturunan (darah) dan daerah asal (homeland ). Unsur-unsur ni menjadi identitas kelompok bangsa yg bersangkutan sehinga bisa dibedakan dgn bangsa lain. Identitas cultural unity dpt disebut identitas kesukubangasaan. Identitas yg dimiliki oleh sebuah cultural unity kurang lebih bersifat askriptif (sudah ada sejak lahir), bersifat alamiah (bawaan), primer dan etnik. Setiap anggota cultural unity memiliki kesetian / loyalitas pd identitasnya. Misalnya, setia pd suku, budaya, kerabat, agama, daerah asal dan bahasanya. Identitas demikian dpt pula disebut sebagai idenetitas primordial.Loyalitas pd primordialnya pd umunya kuat dan langgeng (bertahan lama). Orang-orangyang bersatu dlm kesatuan primordial memiliki ikatan emosional yg kuat sertamelahirkan solidaritas yg erat. Solidaritas mereka akannn semakin kuat manakala berhadapan dgn kelompok primordial lainnya.

Daftar Pustaka
  1. Koentjaraningrat 2003. Pengantar Ilmu Antropologi, PT Rineka Cipta

Sekian artikel tentang Konsep Suku Bangsa Dan Kebudayaan Masyarakat Indonesia.

other source : http://ilmupsikologi.com, http://okezone.com, http://pinterest.com

0 Response to "Konsep Suku Bangsa & Kebudayaan Masyarakat Indonesia"

Posting Komentar

Contact

Nama

Email *

Pesan *