
salah satu contoh, anak kita baru saja pulang sekolah mestinya siang ternyata baru pulang sore hari. Kita tak mendapat keterangan apapun darinya atas keterlambatan tersebut. Tentu saja kita merasa kesal menuggu, sekaligus jg khawatir. Lalu pd saat anak kita sampai dan masih lelah, kita langsun menyambutnya dgn serentatan pertanyaandan omelan. Bahkan tiap kali anak hendak berbicara, kita selalu memotongnya. Akibatnya ia malah tak mau bicara dan marah pd kita.
Pada saat seperti itu, yg sangat dibutuhkan oleh seorang anak adlh ingin didengarkan terlebih dahulu dan ingin diprhatikan. Keterlambatannya ternyata disebabkan adanya tugas mendadak dari sekolah. Ketika anak tak diberi kesempatan untk berbicara, ia merasa tak dihargai dan akhirnya dia jg berbalik untk tak mau mendengarkan kata-kata kita.
Tips
Jika kita tak menghendaki hal ni terjadi, maka mulai saat ni jadilah pendengar yg baik. Perhatikan tiap ucapan ceritanya. Ajukan pertanyaan-pertanyaan untk menunjukan ketertarikan kita akan persoalan yg dihadapinya. Dengan demi oleh kian, kita mengetahui prmasalahan secara utuh dan benar. ingatlah pesan yg disampaikan oleh Sang Pencipta melalui anggota tubuh kita, yaitu Tuhan memberi kita dua telinga dan satu mulut; yg tuhan menghendaki kita dua kali mendengarkan dan satu kali berbicara. Dan jangan dibalik. Berikan kepada anak waktu yg seluas-luasnya untk mengungkapkan segalanya. Cukup dengarkan dahulu dgn meberi tanggapan antusias dan empati. Tahanlah untk tak berkomentar apapun sampai saatnya tiba.
Lalu, kapan saatnya kita berkomentar / berbicara? Ketika anak mengatakan, "Menurut Papa/Mama bagaimana?" (bidanku.com)
source : http://kompas.com, http://lapakbunda.blogspot.com, http://google.com
0 Response to "Jangan Menjadi Pendengar Yang Buruk Bagi Anak"
Posting Komentar